Saat ini sedang heboh video yang memperlihatkan Ustadz Bachtiar Nasir (BN) sedang meminum air kencing onta yang dicampur dengan air susu onta. Tindakan ini diyakini berdasarkan pada hadits yang meriwayatkan bahwa nabi memerintahkan seorang sakit supaya berobat dengan meminum air kencing onta. Hal yang tidak lazim dilakukan ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Menyikapi masalah air kencing onta ini, Ustadz Nur Rokhim memberikan penjelasan sebagai berikut:
"APAKAH BENAR KENCING ONTA ITU TIDAK NAJIS????"
(Akibat memahami hadits sendiri)
"Adapun perintah Rasulullah saw kepada al-araniyyin untuk meminum kencing onta tujuannya adalah untuk pengobatan dengan suatu yang najis mubah (boleh), jika memang yang suci tidak bisa menggantikan (dijadikan) obat".
Sebetulnya hal ini bersumber dari Hadis riwayat imam Bukhori dan Muslim :
Dari Anas bin Malik berkata :
“Beberapa orang dari Ukl atau Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Rosulullah lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya.
Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi SAW dan membawa unta-untanya.
Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi SAW menjelang siang.
Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Namun jika kita tengok dari sisi FIQIH memang terdapat perbedaan pendapat di antara ulama' lintas Madzhab :
REFERENSI :
Fathul Bary karangan Imam Ibnu Hajar :
KESIMPULAN :
Yang di lakukan oleh Bapak BACHTIAR NASIR yang anti Madzhab itu mengambil hukum dari dhohirnya hadits saja, kita tidak usah ikut-ikut, yang bersih dan tidak menjijikkan masih banyak kenapa cari kotoran binatang yang menjijikkan.
Yang terpenting bagi kita :
وإذا تعارض ما يقتضي الحظر وما يقتضي الإباحة ويغلب باعثاهما غلب باعث الحظر، كما قال علي وعثمان في الجمع بين الأختين بملك اليمين، أحلتهما آية وحرمتهما أخرى، والتحريم أولى. والله أعلم.
Bila terjadi perselisihan antara hukum melarang dan hukum membolehkan dan pendorong keduanya ghalib maka dimenangkan pendorong hukum pelarangan seperti yang dikatakan Sayyidina Ali dan Utsman ra saat memeutuskan masalah mengumpulkan dua saudara wanita dengan penguasaan tangan kanan (keduanya menjadi sahaya), satu ayat menghalalkannya di ayat lain melarangnya maka mengambil keputusan haram lebih baik.
(Al-Jammi’Li Ahkaam al-Quraan, Juz III, Hal 90).
Menyikapi masalah air kencing onta ini, Ustadz Nur Rokhim memberikan penjelasan sebagai berikut:
"APAKAH BENAR KENCING ONTA ITU TIDAK NAJIS????"
(Akibat memahami hadits sendiri)
واما امره صلى الله عليه وسلم العرنيين بشرب ابوال الابل فكان للتداوى والتداوى النجس جائز عند فقد الطاهر الذي يقوم مقامه.
(المغنى محتاج. ج ١ ص ٢٣٣)
"Adapun perintah Rasulullah saw kepada al-araniyyin untuk meminum kencing onta tujuannya adalah untuk pengobatan dengan suatu yang najis mubah (boleh), jika memang yang suci tidak bisa menggantikan (dijadikan) obat".
Sebetulnya hal ini bersumber dari Hadis riwayat imam Bukhori dan Muslim :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَدِمَ أُنَاسٌ مِنْ عُكْلٍ أَوْ عُرَيْنَةَ فَاجْتَوَوْا الْمَدِينَةَ فَأَمَرَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلِقَاحٍ وَأَنْ يَشْرَبُوا مِنْ أَبْوَالِهَا وَأَلْبَانِهَا فَانْطَلَقُوا فَلَمَّا صَحُّوا قَتَلُوا رَاعِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتَاقُوا النَّعَمَ فَجَاءَ الْخَبَرُ فِي أَوَّلِ النَّهَارِ فَبَعَثَ فِي آثَارِهِمْ فَلَمَّا ارْتَفَعَ النَّهَارُ جِيءَ بِهِمْ فَأَمَرَ فَقَطَعَ أَيْدِيَهُمْ وَأَرْجُلَهُمْ وَسُمِرَتْ أَعْيُنُهُمْ وَأُلْقُوا فِي الْحَرَّةِ يَسْتَسْقُونَ فَلَا يُسْقَوْنَ.
Dari Anas bin Malik berkata :
“Beberapa orang dari Ukl atau Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Rosulullah lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya.
Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi SAW dan membawa unta-untanya.
Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi SAW menjelang siang.
Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Namun jika kita tengok dari sisi FIQIH memang terdapat perbedaan pendapat di antara ulama' lintas Madzhab :
- Ada yang mengatakan suci maka boleh di minum. Ini adalah pendapat Imam Malik, Imam Ahmad, sekelompok ulama salaf, sebagian ulama Syafi’iyah, Ibnu Khuzaimah, Ibnul Mundzir, Ibnu Hibban, Al-Ustukhry dan Ar-Rouyani.
- Sedangkan imam Syaf'i dan jumhur ulama' mengatakan najisnya semua air kencing dari hewan yang halal dimakan maupun yang lainnya.
- Sedangkan Imam Ibnu Hajar sendiri lebih memilih pendapat yang mengatakan NAJIS.
REFERENSI :
Fathul Bary karangan Imam Ibnu Hajar :
وأما شربهم البول فاحتج به من قال بطهارته أما من الإبل فبهذا الحديث وأما من مأكول اللحم فبالقياس عليه ، وهذا قول مالك وأحمد وطائفة من السلف ووافقهم من الشافعية ابن خزيمة وابن المنذر وابن حبان والإصطخري والروياني ، وذهب الشافعي والجمهور إلى القول بنجاسة الأبوال والأرواث كلها من مأكول اللحم وغيره ، واحتج ابن المنذر لقوله بأن الأشياء على الطهارة حتى تثبت النجاسة قال : ومن زعم أن هذا خاص بأولئك الأقوام لم يصب إذ الخصائص لا تثبت إلا بدليل قال : وفي ترك أهل العلم بيع الناس أبعار الغنم في أسواقهم واستعمال أبوال الإبل في أدويتهم قديما وحديثا من غير نكير دليل على طهارتها .
قلت : وهو استدلال ضعيف ; لأن المختلف فيه لا يجب إنكاره فلا يدل ترك إنكاره على جوازه فضلا عن طهارته ، وقد دل على نجاسة الأبوال كلها حديث أبي هريرة الذي قدمناه قريبا.
KESIMPULAN :
Yang di lakukan oleh Bapak BACHTIAR NASIR yang anti Madzhab itu mengambil hukum dari dhohirnya hadits saja, kita tidak usah ikut-ikut, yang bersih dan tidak menjijikkan masih banyak kenapa cari kotoran binatang yang menjijikkan.
Yang terpenting bagi kita :
وإذا تعارض ما يقتضي الحظر وما يقتضي الإباحة ويغلب باعثاهما غلب باعث الحظر، كما قال علي وعثمان في الجمع بين الأختين بملك اليمين، أحلتهما آية وحرمتهما أخرى، والتحريم أولى. والله أعلم.
Bila terjadi perselisihan antara hukum melarang dan hukum membolehkan dan pendorong keduanya ghalib maka dimenangkan pendorong hukum pelarangan seperti yang dikatakan Sayyidina Ali dan Utsman ra saat memeutuskan masalah mengumpulkan dua saudara wanita dengan penguasaan tangan kanan (keduanya menjadi sahaya), satu ayat menghalalkannya di ayat lain melarangnya maka mengambil keputusan haram lebih baik.
(Al-Jammi’Li Ahkaam al-Quraan, Juz III, Hal 90).
KOMENTAR